Senin, 17 Mei 2010

MAKALAH KOMONIKASI FORMAL

KOMONIKASI FORMAL


Semua bentuk komunikasi yang telah dibahas sebelumnya adalah komunikasi yang secara resmi berlangsung melalui struktur organisasi, selain itu, masih ada komunikasi formal yang berlangsung lebih sibuk, lebih sering, dan lebih dapat menimbulkan dampak sekalipun dampak itu sering negatif. Komunikasi informal tumbuh karena komunikasi adalah manusiawi. Orang-orang yang saling mengenal dalam suatu perusahaan berbincang-bincang secara formal. Satu hal yang mereka ketahui bersama adalah perusahaan tempat mereka bekerja, jadi, mereka berbicara apa saja tentang hal-hal yang terjadi disitu. Pembicaraan seperti ini sering berkembang dan akhirnya dapat menjadi gosip atau desas-desus yang menyebar ke seluruh karyawan.
Saluran komunikasi formal membawa dua jenis Informal
1. yang berkaitan dengan pekerjaan dan
2. yang tidak berkaitan dengan pekerjaan.
Karyawan ingin mengetahui hal-hal yang terjadi dalam perushaan. Jika mereka tidak memperolehnya melalui saluran informal, merke akan encari formal. Saluran ini membawa informasi pribadi yang umumnya tidak dikomunikasikan melalui saluran formal.
Sebagian karyawan memandang saluran formal sebagai sumber informasi yang utama. Mereka memperoleh informasi dengan cepat dan lebih banyak dari pada yang biasanya diperoleh melalui komunikasi kebawah. Komunikasi itu sifatnya langsung dan dengan orang yang mereka kenal. Dengan demikian, saluran ini sering memiliki dampak lebih besar bagi kebanyakan karyawan dari pada komunikasi ke bawah yang sifatnya formal.
Kita tidak tahu persis kadar kebernaran informasi yang di0peroleh daari saluran formal. Informasi yang tidak banyak melibatkan emosi atau isu kontroversial cenderung akurat. Namun, bahaya timbulnya kesalah pahaman semakin besar pada saat informasi itu disampaikan dari orang ke orang. Kesalahan sedikit saja dapat mengakibatkan perubahan pesan yang selanjutnya menimbulkan kesalahan berantai.
Para supervisor sering putus asa menangani saluran komunikasi informal, terutama jika pesan yang tersebar sifatnya hanya gosip atau desas-desus. Namun saluran ini ada dan anda tidak dapt menghentikannya. Anda bahakan dapat memanfaatkanya untuk menyalurkan informasi yang benar. Anda juga dapat berusha mengurangi ketergantungan karyawan atas saluran formal dengan lebih banyak mem berikan informasi melalui saluran informal.
Selain itu, keberadaan saluran formal tidak selamanya berakibat negatif, terutama jika informasi yang disalurkan benar. Saluran informal ini dapat difungsikan untuk mencapai tujuan yang membangun sebagai berikut :
1. menyediakan saluran untuk menyebarkan informasi tertentu yang tidak perlu melalui saluran formal, seperti informasi pribadi yang membantu membina persahabatan.
2. memungkinkan orang-orang untuk mengungkapkan perasaan yang jika dipendam dapat menimbulkan maslah dikemudian hari (stress)
3. membantu menerjemahkan pesan dari manajemen menjadi informasi yang lebih mudah dipahami.
4. mencegah timbulnya kesalah pahaman atau desas-desus yang tidak berdasar dengan lebih merincikannya.
5. menyediakan saluran penyampaian perasaan karyawan.

HAMBATAN KOMUNIKASI.
Hambatan komunikasi adalah segala sesuatu yang menimbulkan gangguan komunikasi sehingga tujuan komunikasi tidak tercapai seperti yang terlihat dalam perga proses komunikasi itu, hambatan dalam berkomunikasi dapat terjadi dalam semua tahap. Andaipun penerima menerima pesan yang disampaikan dan berusha keras untuk memahaminya, ada beberapa hambastan yang menghalangi upayanya.
Pada dasarnya semua hambatan itu dapat terjadi karena distorsi, penghilangan sebagian isi informasi, terlalu banyak informasi waktu penerimaan pesan, dan hambatan fisik.
DISTORSI
Distorsi terjadi jika pesan atau informasi yang disampaikan berubah maksudnya ketika bergerak melalui saluran informasi dari pengirim ke pada penerima. Sebab terjadi distorsi antara lain meliputi hal-hal berikut :
1. perbedaan acuan, pengethuan, atau kepentingan antara pengirim dan penerima. Anekdot komunikasi pedagang kaki lima yang telah dikemukan sebelumnya menunjukan contoh yang disengaja karena perbedaan acuan atau kepentingan.
2. ketidaktepatan bahasa yang digunakan. Contoy yang paling sederhana adalah penggunaan istilah-istilah khusus (jargon) yang tidak dipahami umum. Tau menggunakan bahasaasing (cina, misalnya ) pada saat berbicara kepada karyawan yang berbahasa indonesia saja masih agak repot.
3. kesalahan dalam nefsirkan pesan. Kesalahan ini banyak terjadi karena pesan yang disampaikan tidak jelas atau bertentangan satu sama lian. Misalnya, supervisor yang menegur kesalahan tamara sambil tersenyum lebar dapat ditafsirkan karyawan bahwa kesalahan itu tidak serius. Padahal kesalhan tamara menyebabkan terntinya produksi selama setengah jam.
4. keharusan untuk memadatkan isi pesan. Pemadatan isi pesan misalnya jika pesan yang berbunyi "dilarang meninggalkan tempat kerja pada saat jam kerja, kecuali untuk keperluan yang benar-benar penting, seperti buang hajat atau keperluan yang benar-benar penting seperti buang hajat atau keperluan yang lain yang berkaitan dengan kelancaran produksi, dipadatkan menjadi "dilarang meninggalkan tempat kerja" maka pesan berubah maknanya.
5. jarak sosial atau status antara pengirim dan penerrima. Jarak sosial atau status dapat menimbulkan distorsi karena minimnya umpan balik. Karyawan umumnya menerima saja arahan dari atasan karena sungkan, segan, atau takut mengjukan pertanyaan.


PENUTUP


KESIMPULAN
Semua bentuk komunikasi yang telah dibahas sebelumnya adalah komunikasi yang secara resmi berlangsung melalui struktur organisasi, selain itu, masih ada komunikasi formal yang berlangsung lebih sibuk, lebih sering, dan lebih dapat menimbulkan dampak sekalipun dampak itu sering negatif. Komunikasi informal tumbuh karena komunikasi adalah manusiawi. Orang-orang yang saling mengenal dalam suatu perusahaan berbincang-bincang secara formal. Satu hal yang mereka ketahui bersama adalah perusahaan tempat mereka bekerja, jadi, mereka berbicara apa saja tentang hal-hal yang terjadi disitu. Pembicaraan seperti ini sering berkembang dan akhirnya dapat menjadi gosip atau desas-desus yang menyebar ke seluruh karyawan.

SARAN
Semoga makalah yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat bagi Para pembaca, khususnya forum diskusi Jurusan Tarbiyah Prodi Kependidikan Islam dan dapat dipergunakan untuk membimbing peserta didik.












DAFTAR PUSTAKA


Agus Dharma, Manajemen Suvervisi, Rajawali Pers, Jakarta : 2001

Tidak ada komentar:

Posting Komentar